Bayangkan kamu ingin menonton film atau serial TV. Ada beberapa cara kamu bisa melakukannya, dan setiap cara punya tingkat tanggung jawabmu sendiri. Inilah analogi untuk Cloud Service Models:
1. Private Cloud – Managed by you (Awan Pribadi – Kamu yang Ngatur Semuanya)
-
Analogi: Kamu ingin punya home theater super canggih di rumahmu sendiri.
- Kamu harus beli rumah, lalu bangun ruang khusus untuk teaternya.
- Kamu beli proyektor sendiri, beli layar sendiri, beli sistem suara sendiri (speaker, amplifier, kabel).
- Kamu beli koleksi film (DVD/Blu-ray).
- Kamu pasang sendiri semuanya, atur kabel-kabelnya, rawat proyektornya, bersihkan layarnya, dan kalau ada yang rusak, kamu panggil teknisi atau perbaiki sendiri.
- Keuntungan: Kamu punya kontrol penuh atas semuanya. Kamu bisa setel sekeras apa suara yang kamu mau, dekorasi ruangannya seperti apa, film apa yang ada.
- Kerugian: Biayanya mahal di awal, butuh banyak usaha dan pengetahuan untuk mengelola dan merawatnya.
-
Dalam Dunia IT: Ini adalah ketika sebuah perusahaan membangun dan mengelola pusat data (data center) mereka sendiri secara eksklusif. Mereka punya server, jaringan, penyimpanan, semua perangkat keras dan lunak di dalam kantor mereka atau di lokasi terpisah yang mereka miliki. Mereka yang bayar listriknya, mendinginkannya, merawatnya, dan mengamankannya.
- Contoh: Bank besar yang sangat peduli keamanan data nasabah mereka, mungkin memilih memiliki Private Cloud. Mereka ingin kontrol penuh atas setiap aspek infrastruktur mereka.
2. Infrastructure as a Service (IaaS) – Managed virtual machines (Infrastruktur sebagai Layanan – Kamu Ngatur Sistem Operasi ke Atas)
-
Analogi: Kamu tidak mau repot bangun home theater sendiri. Kamu ingin sewa bioskop kosong (atau ruang kosong di bioskop yang lebih besar).
- Pengelola bioskop sudah menyediakan gedungnya, listriknya, AC-nya, keamanannya. Kamu tidak perlu beli itu semua.
- Kamu tinggal sewa proyektor sendiri, sewa layar sendiri, sewa sistem suara sendiri.
- Kamu bawa filmmu sendiri (hard disk berisi film), dan kamu jalankan/putar filmnya sendiri.
- Kalau proyektor atau sistem suaramu rusak, itu tanggung jawabmu. Tapi kalau listrik di gedungnya mati atau AC-nya rusak, itu tanggung jawab pengelola bioskop.
-
Dalam Dunia IT: Ini adalah model paling dasar di cloud publik. Penyedia cloud (AWS, Azure, Google Cloud) menyediakan infrastruktur dasar seperti "server kosong" (disebut virtual machine atau VM), jaringan, dan tempat penyimpanan data. Kamu tidak perlu beli server fisik, tidak perlu pusing dengan listrik atau pendingin ruangan data center.
- Tanggung jawabmu: Memilih dan menginstal sistem operasi (Windows Server, Linux), menginstal software yang kamu butuhkan (misal: web server, database), dan menaruh data serta aplikasi kamu di dalamnya. Kamu punya banyak fleksibilitas dan kendali.
- Contoh: Sebuah startup yang membutuhkan banyak server untuk website e-commerce-nya, tapi tidak mau repot membeli dan merawat server fisik. Mereka sewa VM dari AWS, lalu instal sistem operasi dan aplikasi e-commerce mereka sendiri di VM tersebut.
3. Platform as a Service (PaaS) – Just bring your code (Platform sebagai Layanan – Kamu Cuma Bawa Kode Aplikasi)
-
Analogi: Kamu ingin memutar filmmu, tapi kamu tidak mau repot dengan proyektor, layar, atau sistem suara. Kamu cukup datang ke bioskop yang sudah lengkap dengan semua peralatan canggih.
- Pengelola bioskop sudah menyediakan gedungnya, listrik, AC, proyektor, layar, sistem suara, dan bahkan sistem operasional tiket.
- Kamu tinggal bawa flash drive/hard disk berisi filmmu, colokkan ke sistem mereka, dan tekan tombol "play".
- Kamu tidak perlu tahu bagaimana proyektornya bekerja atau bagaimana suara itu keluar. Semua sudah disiapkan dan diatur. Kalau ada masalah dengan proyektor atau suara, itu urusan pengelola bioskop.
-
Dalam Dunia IT: Penyedia cloud tidak hanya menyediakan infrastruktur dasar, tapi juga "platform" yang sudah siap pakai untuk menjalankan aplikasi. Ini termasuk sistem operasi, server web, database, dan alat-alat pengembangan lainnya.
- Tanggung jawabmu: Hanya fokus pada menulis kode aplikasi kamu, menguploadnya ke platform, dan mengaturnya agar berjalan. Kamu tidak perlu pusing mikirin server atau database di bawahnya.
- Contoh: Seorang pengembang aplikasi web membuat aplikasi pesan-antar makanan. Daripada menyiapkan server satu per satu, dia mengunggah kode aplikasinya ke PaaS seperti Google App Engine atau Azure App Service. Platform itu otomatis menyiapkan server, database, dan semua yang dibutuhkan agar aplikasi jalan tanpa dia harus konfigurasi detail.
4. Software as a Service (SaaS) – Everything is managed for you (Perangkat Lunak sebagai Layanan – Semuanya Diatur untukmu)
-
Analogi: Kamu ingin menonton film, tapi kamu tidak mau repot pergi ke bioskop atau menyiapkan apa-apa. Kamu cukup langganan Netflix, Disney+ Hotstar, atau VIU.
- Kamu tinggal buka aplikasi di TV/ponsel, pilih film yang kamu mau, dan langsung nonton.
- Kamu tidak perlu punya proyektor, tidak perlu punya server film, tidak perlu pusing dengan kualitas gambar atau suara. Semuanya sudah disediakan dan diatur oleh Netflix. Kalau ada masalah, itu urusan Netflix. Kamu cuma menikmati layanannya.
-
Dalam Dunia IT: Ini adalah model yang paling "siap pakai" dan paling sedikit membutuhkan pengetahuan teknis dari pengguna. Aplikasi sudah sepenuhnya dikembangkan, dihosting, dan dikelola oleh penyedia cloud.
- Tanggung jawabmu: Hanya menggunakan aplikasi tersebut melalui web browser atau aplikasi di perangkatmu. Kamu tidak perlu menginstal, mengelola, atau memelihara perangkat lunak atau infrastruktur apa pun.
- Contoh: Penggunaan Gmail, Dropbox, Gojek, Tokopedia, Salesforce, atau Microsoft 365 (Word, Excel online). Kamu tidak perlu instal Office di komputermu, kamu cukup buka browser, login, dan langsung bisa menggunakannya. Semua server, keamanan, update, dan backup sudah diurus oleh penyedia layanan.
Pergeseran Tanggung Jawab:
Makin ke bawah (dari Private Cloud ke SaaS), semakin sedikit yang harus kamu kelola, dan semakin banyak yang dikelola oleh penyedia cloud. Ini seperti membandingkan membeli rumah sendiri, menyewa apartemen kosong, menyewa apartemen furnished, atau hanya menyewa kamar hotel untuk beberapa malam.
Memilih model mana yang tepat tergantung pada kebutuhan, tingkat kendali yang diinginkan, dan kemampuan teknis kamu atau perusahaanmu.